Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga tidak lagi dipandang sebatas aktivitas fisik, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup dan simbol status sosial.
Hal ini terlihat dari meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga-olahraga baru yang menawarkan pengalaman unik, salah satunya adalah padel.
Olahraga ini perlahan tapi pasti mulai menjadi fenomena di berbagai kota besar di Indonesia, terutama di kalangan anak muda, profesional, hingga komunitas pebisnis.
Padel tidak hanya menyajikan keseruan permainan, tetapi juga menghadirkan peluang bisnis yang besar.
Dari pembangunan lapangan, penjualan perlengkapan, hingga event kompetisi, padel mampu menciptakan ekosistem bisnis baru yang menjanjikan.
Artikel ini akan membahas lebih dalam bagaimana padel berkembang dari sekadar tren gaya hidup hingga menjadi sumber cuan.
Padel adalah olahraga raket yang berasal dari Meksiko pada tahun 1969, lalu populer di Spanyol dan Amerika Latin sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Olahraga ini menggabungkan elemen tenis dan squash, dimainkan dalam lapangan berdinding kaca dengan ukuran lebih kecil dari lapangan tenis.
Biasanya dimainkan ganda (2 lawan 2), padel dikenal lebih mudah dipelajari dibandingkan tenis tradisional.
Daya tarik utama padel terletak pada sifatnya yang inklusif. Pemula dapat dengan cepat menikmati permainan meski baru pertama kali mencoba.
Karakter permainan yang lebih santai, lapangan yang tidak terlalu luas, serta nuansa sosial yang tercipta membuat padel disukai oleh banyak kalangan, terutama generasi muda perkotaan yang mencari aktivitas sehat namun tetap fun.
Untuk menjadikan padel sebagai peluang bisnis, pemilik usaha wajib memahami aspek legalitas.
Di Indonesia, penyediaan lapangan olahraga termasuk padel masuk dalam klasifikasi KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia).
Salah satu kode yang relevan adalah 93119 - Pengelolaan Fasilitas Olah raga Lainnya, yang mencakup usaha penyewaan fasilitas olahraga dan penyelenggaraan aktivitas olahraga.
Selain KBLI, pelaku usaha juga perlu mengurus berbagai izin seperti NIB (Nomor Induk Berusaha), izin lokasi, hingga perizinan bangunan untuk lapangan.
Kepatuhan terhadap aturan ini bukan hanya soal kepastian hukum, tetapi juga meningkatkan kredibilitas bisnis di mata investor maupun konsumen.
Dengan legalitas yang kuat, bisnis padel dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Banyak orang menyamakan padel dengan tenis karena sama-sama menggunakan raket. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang justru menjadi daya tarik padel.
Perbedaan utama antara padel dan tenis adalah:
- Lapangan: Lapangan padel lebih kecil (20x10 m) dan dikelilingi dinding kaca yang bisa digunakan untuk memantulkan bola, sedangkan lapangan tenis lebih luas (23,7x8,2 m untuk tunggal).
- Raket: Raket padel tidak memiliki senar, berbentuk padat dengan lubang-lubang kecil, sedangkan raket tenis menggunakan senar.
- Jumlah pemain: Padel mayoritas dimainkan ganda (2 lawan 2), sedangkan tenis bisa dimainkan tunggal maupun ganda.
- Permainan: Ritme padel lebih lambat dan fun karena pantulan dinding memperpanjang rally, sementara tenis cenderung lebih cepat dan teknis.
- Popularitas: Tenis lebih dulu populer secara global, sedangkan padel kini sedang naik daun sebagai olahraga urban modern.
Dengan perbedaan tersebut, padel dianggap lebih inklusif, mudah dimainkan oleh pemula, dan cocok untuk aktivitas sosial maupun networking.
Interaksi dalam permainan menciptakan suasana yang lebih cair dibandingkan pertemuan formal di kantor atau ruang rapat. Dari percakapan ringan di sela permainan, sering kali lahir peluang kerja sama dan kolaborasi bisnis.
Beberapa alasan mengapa padel efektif sebagai sarana networking bisnis:
- Interaksi alami: Saat bermain, percakapan muncul secara spontan dan mencairkan suasana.
- Lingkungan santai: Tidak seformal ruang rapat, sehingga hubungan lebih mudah terjalin.
- Kesamaan minat: Sama-sama bermain padel membuka peluang perbincangan yang lebih akrab.
- Kolaborasi potensial: Banyak kerja sama bisnis lahir dari obrolan ringan di sela permainan.
Pertama, sifat permainan yang mudah dipelajari membuat siapa pun bisa langsung ikut bermain, tanpa harus memiliki skill khusus.
Kedua, padel memiliki nilai estetik yang tinggi: lapangan berdinding kaca dengan desain modern sangat cocok untuk kebutuhan konten media sosial.
Beberapa alasan utamanya:
- Mudah dipelajari : Tidak perlu pengalaman khusus, siapa pun bisa langsung bermain.
- Fun & seru : Karena dimainkan ganda, suasana lebih hidup dan interaktif.
- Estetika lapangan : Dinding kaca modern sangat cocok untuk konten Instagram atau TikTok.
- Komunitas solid : Banyak klub padel terbentuk, memudahkan anak muda untuk berjejaring.
- Lifestyle oriented : Bermain padel menjadi bagian dari citra diri sebagai orang aktif, modern, dan up to date.
Kombinasi antara olahraga, hiburan, dan networking inilah yang menjadikan padel lebih dari sekadar tren, melainkan bagian dari gaya hidup modern.
Pembangunan & Penyewaan Lapangan : Sumber utama cuan, terutama di kota besar.
Membership & Coaching : Paket keanggotaan bulanan/tahunan serta kelas pelatihan.
Retail & Perlengkapan : Penjualan raket, bola, apparel, hingga sepatu khusus padel.
Event & Turnamen : Menggelar kompetisi komunitas atau corporate gathering.
F&B & Lifestyle Integration : Menggabungkan lapangan dengan kafe, lounge, atau co-working space.
Dengan tren olahraga sosial yang terus meningkat, padel berpotensi menyaingi bisnis futsal atau badminton yang sudah lebih dulu mapan di Indonesia.
Data dan fakta yang menonjol:
- Jumlah lapangan : Hingga 2024 ada 133 lapangan permanen di Indonesia, dengan sebaran terbesar di Bali (92) dan Jakarta (27).
- Peringkat regional : Indonesia menduduki posisi ke-6 di Asia Tenggara untuk pertumbuhan tercepat, dan posisi ke-29 di dunia.
- Komunitas pemain : Beberapa klub melaporkan pertumbuhan anggota hingga 300% dalam dua tahun terakhir.
- Global market : Pasar raket padel diperkirakan mencapai USD 134 juta pada 2025, dan Asia Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat.
- Ekonomi turunan : Padel mendorong sektor pariwisata, F&B, hingga retail olahraga di Indonesia.
Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi pusat padel baru di Asia Tenggara.
Popularitasnya didorong oleh sifat permainan yang mudah, nuansa sosial yang kuat, serta nilai lifestyle yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
Singkatnya, padel adalah bukti nyata bagaimana gaya hidup bisa bertransformasi menjadi cuan.